3 Perhiasan Tradisional yang Wajib Ada di Pernikahan
Perhiasan itu sendiri sebenarnya lumrah digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun, perhiasan khusus biasanya digunakan untuk momen tertentu. Menggunakan aksesoris atau perhiasan tradisional biasanya khusus pada momen atau acara tertentu seperti perhiasan pernikahan. Perhiasan yang digunakan pun bermacam-macam bentuk, jenis maupun bahannya sesuai daerah masing-masing.
Berbagai macam perhiasan tersebut mulai dari anting-anting, gelang, kalung, mahkota dan lain sebagainya. Bahkan, bajunya sendiri biasanya khusus atau khas dari daerah tersebut. Kebanyakan dari perhiasan tersebut biasanya memiliki nama khas masing-masing daerah, namun bentuknya sama saja seperti kalung, anting, gelang dan lain-lain.
Perhiasan Tradisional Khas Upacara Pernikahan
Dari banyaknya upacara adat atau pernikahan yang ada di setiap daerah di Indonesia, Jawa memiliki budaya yang luas. Hal itu karena daerah di Jawa juga terbagi-bagi sehingga budaya yang berkembang juga berbeda. Untuk pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa perhiasan khas masyarakat Sunda. Setidaknya ada 3 jenis perhiasan yang biasa digunakan antara lain Tusuk Konde, Siger dan Kembang Melati.
-
Tusuk Konde
Tusuk konde memang merupakan salah satu aksesori wajib yang selalu digunakan saat acara upacara pernikahan. Tusuk konde merupakan hiasan di bagian belakang kepala yang digunakan dengan cara ditempelkan atau ditusukkan. Tak hanya satu, tusuk konde untuk acara pernikahan biasanya digunakan sebanyak tujuh buah. Desain dan bentuk tusuk konde juga bermacam-macam dan sangat indah menawan.
-
Siger
Siger adalah perhiasan khas pernikahan yang berupa mahkota yang dan hampir selalu digunakan untuk semua acara pernikahan di Indonesia. Pemakaian Siger itu sendiri berada tepat di bagian dahi pengantin dan dipasangkan dengan konde dan perhiasan atau aksesoris pernikahan lainnya. Namun, zaman sekarang juga sudah banyak mahkota modern dari para makeup artist yang digunakan selayaknya Siger.
-
Kembang Melati
Masyarakat Sunda biasanya juga menggunakan bunga melati untuk aksesoris pengantin wanita yang digunakan pada upacara pernikahan. Kembang melati tersebut dirangkai sedemikian rupa hingga membentuk tudung dan disampirkan di atas kepala seperti kerudung. Selain membuat pengantin menjadi wangi, aksesoris yang satu ini tergolong wajib dikenakan oleh pengantin wanita.
Selain perhiasan tradisional khas dari daerah asal pengantin, zaman sekarang juga sudah banyak produsen yang memproduksi perhiasan pengantin modern. Perhiasan modern itu sendiri juga banyak yang terinspirasi dari model dan desain perhiasan khas tradisional Indonesia.
Nah, berikut ini beberapa perhiasan The Palace Jeweler seri Nusa yang inspirasi nya dari daerah Sumatera dan Jawa, antara lain:
-
Nusa Ladies Ring
Perhiasan ini berupa cincin yang bisa digunakan untuk mempelai wanita untuk menunjang penampilan yang lebih cantik dan menawan. Cincin ini beratnya 2,818 gram dengan 0,058 karat dan berkualitas HVS.
-
Nusa Earrings
Sedangkan perhiasan yang satu ini merupakan sepasang anting yang tampak klasik namun tetap terkesan mewah. Anting-anting ini memiliki berat 3,169 gram dan 0,104 karat. Kesan tradisional terlihat dari ulir atau ukiran yang indah di sisi depan anting.
-
Nusa Pendant
Selanjutnya, untuk melengkapi koleksi seri Nusa juga terdapat kalung modern dengan desain antik dan kesan mewah. Kalung ini juga cocok digunakan untuk sehari-hari karena ukurannya cukup kecil. Berat kalung cantik yang satu ini 1,668 gram dan 0,062 karat.
Selain seri Nusa, sebenarnya The Palace Jeweler juga memproduksi seri Anta dan Tara yang terinspirasi dari daerah lain di Indonesia. Itulah pembahasan singkat tentang perhiasan khas tradisional Indonesia dan merek perhiasan modern yang terinspirasi budaya bangsa. Semoga bermanfaat.