teknologi

Inovasi Teknologi Pertanian Buatan Anak Bangsa

Tak banyak yang tahu bahwa Indonesia memiliki inovator di bidang teknologi pertanian. Balitbangtan atau Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, melakukan kerja sama dengan peneliti untuk mengembangkan teknologi pertanian.  Hasilnya, berbagai teknologi untuk pertanian pun sudah tercipta.

Berikut ini teknologi pertanian dari berbagai inovator yang dikembangkan oleh Balitbangtan. Teknologi ini sudah mendapatkan lisensi dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual:

Pertama, Alat Pengering Cepat Kedelai Brangkasan. Alat yang dirancang oleh I Ketut Tastra ini dapat mencegah turunnya mutu benih kedelai karena proses pengeringan yang terlambat. Komponen alatnya, antara lain dua kompor minyak tanah dan drum pemanas udara sebagai sumber panas serta sebuah blower untuk menghisap dan juga menghembuskan udara yang panas.

Dibandingkan alat pengering konvensional, alat ini bisa mempercepat proses pengeringan sehingga menghemat waktu pengeringan dari 8 hari menjadi 1 hari. Teknologi ini juga bisa meningkatkan mutu benih kedelai sampai 90,3%.

Kedua, Tarikan Matrik Tanah Liat. Sistem irigasi para petani konvensional untuk memasok air melalui permukaan tanah dinilai tak efektif khusunya pada tanah yang teksturnya berpasir. Air tanah akan tertahan di bawah tanah dengan tekstur yang berpasir tersebut. Sehingga diperlukan lah sebuah alat yang bisa menarik air dari bawah permukaan ke atas permukaan agar tersedia air bagi tanaman.

Berdasarkan dengan kondisi itu, maka Subowo merancang teknologi yang disebut tarikan matrik tanah liat. Bentuk dari alat ini sebenarnya sangat sederhana yakni plumpung yang terdiri dari silinder dengan lubang miring ataupun vertikal. Teknologi tarikan matrik tanah liat ini mampu mengatasi masalah kekurangan air di lahan dengan tekstur berpasir.

Inovasi teknologi pertanian buatan anak bangsa  yang terakahir yaitu Perangkat Uji Cepat Tanah Kering. Cairan formula kimia dan alat pengukur untuk menentukan status hara, K, P, pH, bahan organikn dan juga kebutuhan kapur pada lahan kering merupakan bagian perangkat uji cepat tanah kering. Teknologi pertanian ini memungkinkan kelompok tani atau penyuluh lapangan untuk menganalisis unsur-unsur yang ada pada lahan kering.

Sehingga berdasarkan dengan analisis tersebut, mereka bisa membuat rekomendasi pemupukan untuk padi jagung, gogo, dan kedelai pada tanah kering. Alat ini dikemas dengan praktis, dapat diisi ulang (re-fill) dan mudah dibawa.